Media Pari ll www.media – pari.com.

JawaTengah Rabu 06/08/2025
Pati — Kebijakan Bupati Pati Sudewo yang menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250% menuai gelombang penolakan. Alih-alih membuka ruang dialog, Sudewo justru memantik emosi publik dengan melontarkan tantangan kepada warganya sendiri.
Dalam sebuah video yang viral di media sosial, Sudewo mengatakan, “Siapa yang akan melakukan penolakan? Silakan lakukan, jangan hanya 5.000 orang, 50 ribu orang suruh ngerahkan, saya tidak akan gentar, saya tidak akan mengubah keputusan.” Pernyataan itu diunggah pada Selasa, 5 Agustus 2025, dan langsung menjadi sorotan publik.
Tantangan itu dijawab cepat oleh masyarakat. Gerakan Pati Bersatu kini secara resmi telah melayangkan surat izin demonstrasi yang dijadwalkan berlangsung pada 13–14 Agustus 2025, dengan target massa sebanyak 50 ribu orang.
Video lanjutan yang beredar menunjukkan warga Pati mulai mengumpulkan logistik aksi.
Sebuah truk boks berhiaskan bendera bajak laut One Piece terlihat parkir di pinggir jalan. Di dalamnya, tumpukan dus berisi air mineral bertuliskan kritik keras terhadap sang bupati: “Bupati Arogan”, “Bupati Pembohong”, hingga “Bupati Penipu”. Coretan protes juga muncul di berbagai dinding dan baliho di ruang publik.
Sementara itu, dalam klarifikasinya di laman resmi Pemkab Pati, Sudewo menyatakan bahwa penyesuaian tarif PBB ini bertujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) demi mendukung program pembangunan dan pelayanan publik. Ia berdalih, tarif PBB-P2 sebelumnya belum pernah naik dalam 14 tahun terakhir.
Namun, kebijakan sepihak ini dinilai banyak kalangan tidak peka terhadap kondisi ekonomi masyarakat pasca-pandemi dan kenaikan harga kebutuhan pokok yang terus terjadi.
Kini, sorotan publik tertuju pada dua hal: kebijakan fiskal Pemkab Pati yang dinilai membebani rakyat, dan gaya kepemimpinan Bupati Sudewo yang dianggap konfrontatif dan tidak aspiratif.(Red/Dedy Sukandi)