Media Pari||www media-pari.com Jumat 06/06/2025.

Viral pertengkaran Kapolres Boalemo, AKBP Sigit Rahayudi dengan Yosi Marten Basaur pemilik alat berat tambang emas ilegal (PETI) Sambati.
Yosi Marten yang diamankan ke Polres menyebut perwira polisi yang membeckingi aktivitas tambang
Kini jadi perbincangan siapa sosok perwira berpangkat AKBP yang disebut membackingi tambang emas ilegal,
Oknum perwira tersebut disebut bertugas di Polda Gorontalo.
Tak sedikit yang mempertanyakan siapa oknum anggota Polda Gorontalo membekingi tambang emas ilegal (PETI) Sambati di Boalemo,
Adapun, dugaan itu mencuat setelah Yosi Marten Basaur pemilik alat berat di lokasi tambang emas ilegal (PETI) Sambati adu cekcok dengan Kapolres Boalemo, AKBP Sigit Rahayudi.
Marten lantas menghubungi seseorang diduga oknum anggota Polda Gorontalo untuk membantunya.
Kejadian itu berawal saat Marten datang bersama Bripka HS dan beberapa warga untuk meminta klarifikasi soal penertiban alat berat di Desa Sari, Kecamatan Paguyaman,
Adapun insiden ini terjadi di ruang Satreskrim Polres Boalemo, Selasa (3/6/2025).
Di depan sejumlah anggota polisi, Marten secara terang-terangan melontarkan protes sambil menelepon seseorang.
Ia menyebut bahwa dirinya diperlakukan kasar oleh Kapolres,
“Bang, alatnya saya ditahan. Saya dipanggil ke Polres saya datang, dan Kapolres mo pukul saya bang!” ujarnya dalam sambungan telepon yang disaksikan langsung sejumlah orang di lokasi.
Mendengar ucapan itu, Kapolres Boalemo, AKBP Sigit Rahayudi, langsung masuk ke ruangan dengan raut wajah marah dan membalas pernyataan Marten.
Tidak ada saya memukul kamu. Saya cuma kasih tahu. Jangan mengancam anggota saya!” kata Sigit.
Situasi sempat tegang. Marten tetap bersikeras bahwa dirinya hampir dipukul, bahkan mengaku memiliki rekaman video sebagai bukti
Lebih mengejutkan, Marten menyatakan bahwa aktivitas penambangan yang ia lakukan mendapat restu dari salah satu anggota kepolisian berpangkat AKBP, yang ia sebut berasal dari Polda Gorontalo.
Pernyataan ini memunculkan dugaan adanya keterlibatan oknum aparat dalam membekingi praktik tambang ilegal di wilayah Boalemo,
Meski belum ada konfirmasi resmi dari pihak Polda Gorontalo, pernyataan tersebut menyoroti persoalan serius soal tata kelola tambang ilegal di daerah ini.
Saya hanya menginjak bagian bawah kursi, bukan menendang orang. Itu pun karena saya emosi tapi bukan untuk menyakiti,” ujarnya.
AKBP Sigit menyebut dirinya naik pitam karena Marten kerap menyebut nama pejabat Polda secara tidak benar dan mencoba mengintimidasi anggotanya.
“Saya hanya membela anggota yang bekerja sesuai aturan. Saya harus tegas,” ujarnya.
Ia juga membantah adanya setoran Rp 30 juta per alat berat seperti yang diungkapkan pelaku PETI.
“Kalau ada bukti, silakan dibuka ke publik. Kami bekerja berdasarkan hukum, bukan kompromi,” katanya
Ini proses bertahap. Hari ini ditertibkan, besok muncul lagi. Tapi kami tidak akan berhenti. Semua tambang ilegal akan kami tindak,” tegasnya.
(Red)